Geliat Senja - Bilik Sastra
Headlines News :
Home » » Geliat Senja

Geliat Senja

Written By rumah karya on Rabu, 12 Mei 2010 | 04.09

Senja tiba. Malam bertamu. Gerbang siang tutup. Gelap semua. Matahari bersembunyi di barat meninggalkan kuning keemasan di cakrawala. Perlahan tapi pasti, kelam memeluk flat-flat yang menjulang. Aktifitas petani pun terhenti, kecuali sebagian yang masih berdiri menyiangi bibit padi. Anaknya tampak cekatan membantu.

Keledai berdiri malas, mondar-mandir, tak sabar untuk segera pulang beristirahat. Lelah, seharian bekerja membatu tuannya, mengangkut barsim –nama makanan hewan yang ditanam- atau sekedar mengantar hilir-mudik majikan.

Lampu jantung yang menggantung di tiang listrik, menyala, menyibak kelam yang jatuh. Burung pipit terbang mutar-mutar, mencari tempat tidur, salah satunya di lobang lampu balkon rumahku. Di pematang sawah, kuiihat cewek Mesir berbaju dan berjilbab biru dengan rok putih berbaur cokelat berjalan tergesa, mungkin takut malam mendekap.

Senja tiba. Malam bertamu. Gerbang siang tutup. Gelap semua. Matahari bersembunyi di barat meninggalkan kuning keemasan di cakrawala. Perlahan tapi pasti, kelam memeluk flat-flat yang menjulang. Aktifitas petani pun terhenti, kecuali sebagian yang masih berdiri menyiangi bibit padi. Anaknya tampak cekatan membantu.

Keledai berdiri malas, mondar-mandir, tak sabar untuk segera pulang beristirahat. Lelah, seharian bekerja membatu tuannya, mengangkut barsim –nama makanan hewan yang ditanam- atau sekedar mengantar hilir-mudik majikan.

Lampu jantung yang menggantung di tiang listrik, menyala, menyibak kelam yang jatuh. Burung pipit terbang mutar-mutar, mencari tempat tidur, salah satunya di lobang lampu balkon rumahku. Di pematang sawah, kuiihat cewek Mesir berbaju dan berjilbab biru dengan rok putih berbaur cokelat berjalan tergesa, mungkin takut malam mendekap.

Derai tawa sahabat-sahabat-ku yang sedang rileks pulang ujian al Quran menggema, mengisi rumah. Bercerita pengalaman lucu imtihan tadi, penulisan ayat yang mutar-mutar sampai gemetar-gemetar menahan air yang ingin ke luar.
Di bawah kuningnya langit, pesawat tempur meintas cepat meninggalkan garis putih memanjang. Di pojok timur sana, di samping flat-ku, mahasiswa Mesir duduk bercanda sambil menunggu maghrib tiba. Dibelakang tempat tinggal mereka, tegak univarsitas Zagazig, sebuah universitas kebanggaan propinsi bagian Timur ini. Sayup-sayup suara azan pun menggema, bertanda kehidupan siang berakhir, berganti kehidupan malam yang firman Allah “tempatnya beristirahat,” tempatnya mengumpulkan tenaga untuk aktivitas besok. Makanya kalau malam jangan begadang, agar siangnya tak meradang atau meriang.
Maka berakhirlah rekaman jejak senja ini.

“Dan Dia-lah yang menjadikan malam untukmu sebagai pakaian dan tidur untuk beristirahat. Dan Dia menjadikan siang tempat untuk bangkit berusaha. (Q.S. Al Furqan: 47)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Template Information

Label 6

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bilik Sastra - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template