PEDOMAN MENULIS FEATURE - Bilik Sastra
Headlines News :
Home » » PEDOMAN MENULIS FEATURE

PEDOMAN MENULIS FEATURE

Written By rumah karya on Jumat, 29 Oktober 2010 | 04.38

Secara kasar karya jurnalistik bisa dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Straight/spot News yang berisi tentang materi penting yang harus segera dilaporkan kepada publik (sering pula disebut breaking news). Dan juga ada News Feature yang memanfaatkan materi penting pada spot news. Umumnya dengan memberikan unsur human atau manusiawi di balik peristiwa yang hangat terjadi atau dengan memberikan latar belakang (konteks dan perspektif) melalui interpretasi. Termasuk juga didalamnya ada Feature yang bertujuan untuk menghibur melalui penggunaan materi yang menarik tapi tidak selalu penting.

I. PENGANTAR

Secara kasar karya jurnalistik bisa dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Straight/spot News yang berisi tentang materi penting yang harus segera dilaporkan kepada publik (sering pula disebut breaking news). Dan juga ada News Feature yang memanfaatkan materi penting pada spot news. Umumnya dengan memberikan unsur human atau manusiawi di balik peristiwa yang hangat terjadi atau dengan memberikan latar belakang (konteks dan perspektif) melalui interpretasi. Termasuk juga didalamnya ada Feature yang bertujuan untuk menghibur melalui penggunaan materi yang menarik tapi tidak selalu penting.

Namun secara lebih terperinci lagi, sebenarnya ada beberapa jenis berita yang dikenal dalam dunia jurnalistik, yaitu: Berita langsung (straight news) yaitu jenis berita yang ditulis singkat, padat, lugas, dan apa adanya. Berita opini (opinion news) yaitu berita mengenai pendapat, pernyataan, atau gagasan seseorang. Biasanya pendapat para cendekiawan, tokoh masyarakat, ahli, atau pejabat mengenai suatu masalah atau peristiwa. Penulisannya dimulai dengan Teras Pernyatan (Statement Lead) atau Teras kutipan (Quotion Lead) yakni mengedepankan ucapan yang isinya dianggap paling penting atau paling menarik. Sebagai penanda bahwa itu berita opini, biasanya pada judul dicantumkan nama narasumber, diikuti titik dua, lalu kutipan pernyataan atau kesimpulan pernyataannya yang paling menarik.

Berita Interpretatif (Interpretative News) adalah berita yang dikembangkan dengan komentar atau penilaian wartawan atau narasumber yang kompeten atas berita yang muncul sebelumnya, sehingga merupakan gabungan antara fakta dan interpretasi. Berita Mendalam (Depth News) yaitu berita yang merupakan pengembangan dari berita yang sudah muncul, dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan. Pendalaman dilakukan dengan mencari informasi tambahan dari narasumber atau berita terkait.

Berita Penjelasan (Explanatory News) yaitu berita yang sifatnya menjelaskan dengan menguraikan sebuah peristiwa secara lengkap penuh data. Fakta dijelaskan secara rinci dengan beberapa argumentasi atau pendapat penulisnya. Berita jenis ini biasanya panjang lebar sehingga harus disajikan secara bersambung atau berseri. Berita Penyelidikan (Investigative news) yaitu berita yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan penelitian aau penyelidikan dari berbagai sumber. Disebut juga berita penggalian karena wartawan menggali informasi dari berbagai pihak.

II. PENGERTIAN FEATURE

Inilah batasan klasik mengenai feature: ''Cerita feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subyektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan atau aspek kehidupan.''

Berbeda dari penulisan berita biasa, penulisan feature memungkinkan reporter ''menciptakan'' sebuah cerita.

Beberapa feature ditulis dalam bentuk ''aku'', sehingga memungkinkan reporter memasukkan emosi dan pikirannya sendiri. Meskipun banyak reporter, yang dididik dalam reporting obyektif, hanya memakai teknik ini bila tidak ada pilihan lain, hasilnya enak dibaca.

Feature, yang kurang nilai beritanya, bisa memberikan informasi kepada masyarakat mengenai situasi atau aspek kehidupan yang mungkin diabaikan dalam penulisan berita biasa di koran. Misalnya tentang sebuah Museum atau Kebun Binatang yang terancam tutup.


III. TEKNIK PENULISAN FEATURE

Jika dalam penulisan berita yang diutamakan ialah pengaturan fakta-fakta, maka dalam penulisan feature kita dapat memakai teknik ''mengisahkan sebuah cerita''. Memang itulah kunci perbedaan antara berita ''keras'' (spot news) dan feature. Penulis feature pada hakikatnya adalah seorang yang berkisah.

Dalam menulis Feature, ''Piramida terbalik'' (susunan tulisan yang meletakkan informasi-informasi pokok di bagian atas, dan informasi yang tidak begitu penting di bagian bawah -- hingga mudah untuk dibuang bila tulisan itu perlu diperpendek) sering ditinggalkan. Terutama bila urutan peristiwa sudah dengan sendirinya membentuk cerita yang baik.

Berikut adalah bagian-bagian serta beberapa hal yang perlu diketahui sebelum menulis feature:
1. Judul.
Judul sebuah feature memiliki peran cukup besar dalam menarik minat pembaca membaca feature tersebut. Oleh karena itu judul hendaknya memiliki beberapa sifat sebagai berikut:
• Atraktif (menarik perhatian) namun tidak bombastis
• Memuat inti terpenting dari tulisan
• Komunikatif, mudah dipahami, jelas, ringkas, padat dan sederhana
• Logis, dalam artian bersifat pasti dan dapat dipercaya.

2. Lead / Pembukaan.
Setelah judul, bagian selanjutnya yang juga berfungsi sebagai penarik minat pembaca adalah lead/pembukaan. Lead merupakan kunci, apakah tulisan kita akan dibaca atau dihiraukan pembaca. Gagal dalam menuliskan lead pembaca bisa tidak meneruskan membaca. Gagal berarti kehilangan daya pikat. Selain itu, sebuah lead bagi penulis juga membantu dalam menulis isi feature selanjutnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat lead:
• Lead harus ringkas dan tidak bertele-tele, selain juga singkat, tepat, enak dibaca dan menarik
• Gaetlah pembaca sejak awal kata. Tentukan mana kata yang lebih mampu menyeret perhatian ke kata selanjutnya
• Gunakan kata-kata aktif. Dalam artian, kata-kata itu harus dinamis, menunjukkan adanya gerakan dan tidak diam karena kalimatnya yang pasif. Kata kerja adalah contoh kalimat aktif, sama halnya dengan kata yang berawalan "me". Sedangkan kata yang berawalan "di" umumnya dipakai untuk menunjukkan kalimat pasif, karena itu sedapat mungkin harus dihindari. Kata sifat juga dapat digunakan untuk mempercantik dan memberi nafas dalam membuka sebuah feature.
• Jangan sekali-kali membuka sebuah feature dengan kalimat seperti "Dalam rangka...", "Setelah itu...", "Pada suatu hari.." dan kalimat sejenisnya.

Macam-macam Lead
Berikut beberapa macam lead yang biasa digunakan dalam bahasa jurnalistik:
a. Lead Ringkasan:
Lead ini hampir sama saja dengan berita biasa, yang ditulis adalah inti ceritanya. Banyak penulis feature menulis lead gaya ini karena gampang. Misal: Walaupun dengan tangan buntung, Pak Saleh sama sekali tak merasa rendah diri bekerja sebagai tukang parkir di depan kampus itu. Dan seterusnya.... Pembaca sudah bisa menebak, yang mau ditulis adalah tukang parkir bernama Pak Saleh yang cacat.

b. Lead Bercerita:
Lead ini menciptakan suatu suasana dan membenamkan pembaca seperti ikut jadi tokohnya. Misal: Anggota Reserse itu melihat dengan tajam ke arah senjata lelaki di depannya. Secepat kilat ia meloncat ke samping dan mendepak senjata lawannya sambil menembakkan pistolnya. Dor!... Preman itu tergeletak sementara banyak orang tercengang ketakutan menyaksi kan adegan yang sekejap itu .....

c. Lead Deskriptif:
Lead ini menceritakan gambaran dalam pembaca tentang suatu tokoh atau suatu kejadian. Biasanya disenangi oleh penulis yang hendak menulis profil seseorang. Misal: Keringat mengucur di muka lelaki tua yang tangannya buntung itu, sementara pemilik kendaraan merelakan uang kembalinya yang hanya dua ratus rupiah. Namun lelaki itu tetap saja merogoh saku dengan tangan kirinya yang normal, mengambil dua koin ratusan. Pak Saleh, tukang parkir yang bertangan sebelah itu, tak ingin dikasihani .....

d. Lead Kutipan:
Lead ini bisa menarik jika kutipannya harus memusatkan diri pada inti cerita berikutnya. Dan tidak klise. Misal:"Saya lebih baik tetap tinggal di penjara, dibandingkan bebas dengan pengampunan. Apanya yang diampuni, saya kan tak pernah bersalah," kata Sri Bintang Pamungkas ketika akan dibebaskan dari LP Cipinang. Walau begitu, Sri Bintang toh mau juga keluar penjara dijemput anak-istri.... dan seterusnya.Pembaca kemudian digiring pada kasus pembebasan tapol sebagai tekad pemerintahan yang baru. Hati-hati dengan kutipan klise. Contoh: "Pembangunan itu perlu untuk mensejahterakan rakyat dan hasil-hasilnya sudah kita lihat bersama," kata Menteri X di depan masa yang melimpah ruah. Pembaca sulit terpikat padahal bisa jadi yang mau ditulis adalah sebuah feature tentang keterlibatan masyarakat dalam pembangunan yang agak unik.

e. Lead Pertanyaan:
Lead ini menantang rasa ingin tahu pembaca, asal dipergunakan dengan tepat dan pertanyaannya wajar saja. Lead begini sebaiknya satu alinea dan satu kalimat, dan kalimat berikutnya sudah alinea baru. Misal: Untuk apa mahasiswa dilatih jurnalistik? Memang ada yang sinis dengan Pekan Jurnalistik Mahasiswa yang diadakan ini. Soalnya, penerbitan pers di kampus ini tak bisa lagi mengikuti kaidah-kaidah jurnalistik karena terlalu banyaknya batasan-batasan dan larangan .... dst....

f. Lead Menuding:
Lead ini berusaha berkomunikasi langsung dengan pembaca dan ciri-cirinya adalah ada kata "Anda" atau "Saudara". Pembaca sengaja dibawa untuk menjadi bagian cerita, walau pembaca itu tidak terlibat pada persoalan. Misal:Saudara mengira sudah menjadi orang yang baik di negeri ini. Padahal, belum tentu. Pernahkah Saudara menggunakan jembatan penyeberangan kalau melintas di jalan? Pernahkah Saudara naik ke bus kota dari pintu depan dan tertib keluar dari pintu belakang? Mungkin tak pernah sama sekali. Saudara tergolong punya disiplin yang, maaf, sangat kurang. Dst....

g. Lead Penggoda:
Lead ini hanya sekadar menggoda dengan sedikit bergurau. Tujuannya untuk menggaet pembaca agar secara tidak sadar dijebak ke baris berikutnya. Lead ini juga tidak memberi tahu, cerita apa yang disuguhkan karena masih teka-teki. Misal: Kampanye menulis surat di masa pemerintahan Presiden Soeharto ternyata berhasil baik dan membekas sampai saat ini. Bukan saja anak-anak sekolah yang gemar menulis surat, tetapi juga para pejabat tinggi di masa itu keranjingan menulis surat…..

Nah, sampai di sini pembaca masih sulit menebak, tulisan apa ini? Alinea berikutnya: Kini, ada surat yang membekas dan menimbulkan masalah bagi rakyat kecil. Yakni, surat sakti Menteri PU kepada Gubernur DKI agar putra Soeharto, Sigit, diajak berkongsi untuk menangani PDAM DKI Jakarta. Ternyata bukannya menyetor uang tetapi mengambil uang setoran PDAM dalam jumlah milyaran.... dan seterusnya.

Pembaca mulai menebak-nebak, ini pasti feature yang bercerita tentang kasus PDAM DKI Jaya. Tetapi, apa isi feature itu, apakah kasus kolusinya, kesulitan air atau tarifnya, masih teka-teki dan itu dijabarkan dalam alinea berikutnya.
h. Lead Nyentrik:

Lead ini nyentrik, ekstrim, bisa berbentuk puisi atau sepotong kata-kata pendek. Hanya baik jika seluruh cerita bergaya lincah dan hidup cara penyajiannya. Misal: Reformasi total, Mundur, Sidang Istimewa, Tegakkan hukum, Hapus KKN.
Teriakan itu bersahut-sahutan dari sejumlah mahasiswa di halaman gedung DPR/MPR untuk menyampaikan aspirasi rakyat .... dst....Pembaca digiring ke persoalan bagaimana tuntutan reformasi yang disampaikan mahasiswa.

i. Lead Gabungan:
Ini adalah gabungan dari beberapa jenis lead tadi. Misal:"Saya tak pernah mempersoalkan kedudukan. Kalau memang mau diganti, ya, diganti," kata Menteri Sosial sambil berjalan menuju mobilnya serta memperbaiki kerudungnya. Ia tetap tersenyum cerah sambil menolak menjawab pertanyaan wartawan. Ketika hendak menutup pintu mobilnya, Menteri berkata pendek: "Bapak saya sehat kok, keluarga kami semua sehat...."Ini gabungan lead kutipan dan deskriptif. Dan lead apa pun bisa digabung-gabungkan.

3. Body / Isi (Batang Tubuh).
Body/isi feature dibuat sebagai langkah kelima, setelah topik, tema, lead, dan kerangka. Bagi seorang penulis pemula, kerangka/outline sangat penting sebagai semacam pedoman dalam menuliskan isi. Bahkan bisa dikatakan, saat Anda telah menyelesaikan sebuah outline, sama artinya dengan Anda menyelesaikan 50% tulisan. Semakin rinci outline yang Anda buat, makin mudah pula Anda menuangkan gagasan-gagasan dan data-data tersebut ke dalam tulisan.

Yang pertama diperhatikan adalah fokus cerita jangan sampai menyimpang. Buatlah kronologis, berurutan dengan kalimat sederhana dan pendek-pendek. Deskripsi, baik untuk suasana maupun orang (profil) mutlak untuk pemanis sebuah feature. Kalau dalam berita, cukup begini: Pak Saleh mendapat penghargaan sebagai tukang parkir teladan. Paling hanya dijelas kan sedikit soal Pak Saleh. Tapi dalam feature, saudara dituntut lebih banyak. Profil lengkap Pak Saleh diperlukan, agar orang bisa membayangkan. Tapi tak bisa dijejal begini: Pak Saleh, tukang parkir di depan kampus itu, yang tangan kanannya buntung, umurnya 50 tahun, anaknya 9, rumahnya di Depok, dapat penghargaan.

Data harus dipecah-pecah. Alenia pertama cukup ditulis: Pak saleh, 50 tahun, dapat penghargaan. Lalu jelaskan dari siapa penghargaan itu dan apa sebabnya. Pak Saleh yang tangannya buntung itu merasakan cukup haru, ketika Wali Kota.... Di bagian lain disebut: "Saya tidak mengharapkan," kata lelaki dengan 9 anak yang tinggal di Depok ini. Dan seterusnya. Anekdot perlu untuk sebuah feature. Tapi jangan mengada-ada dan dibikin-bikin. Dan kutipan ucapan juga penting, agar pembaca tidak jenuh dengan suatu reportase.Detil penting tetapi harus tahu kapan terinci betul dan kapan tidak. Preman itu tertembak dalam jarak 5 meter lebih 35 centi 6 melimeter..., apa pentingnya itu? Sebut saja sekitar 5 meter. Tapi, Gol kemenangan Persebaya dicetak pada menit ke 43, ini penting. Tak bisa disebut sekitar menit ke 45, karena menit 45 sudah setengah main. Dalam olahraga sepakbola, menit ke 43 beda jauh dengan menit ke 30. Bahkan dalam atletik, waktu 10.51 detik banyak bedanya dengan 10.24 detik. Ini sudah menyangkut bahasa jurnalistik, nanti ada pembahasan khusus soal ini.
Beberapa syarat untuk membuat body yang baik:

• Merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan. Judul, pembukaan, isi dan penutup harus merupakan kesatuan yang tak terpisahkan, oleh karenanya hubungan antar alinea harus mengalir secara sistematis dan tidak dapat dipenggal-penggal.
• Adanya penekanan. Masing-masing bagian, antara lead, bab dalam body dan penutup selayaknya mendapat perhatian sama. Semuanya memiliki intinya sendiri.
• Adanya transisi. Transisi atau sepatah dua patah kata penghubung hendaknya selalu ada di antara lead dan isi, dan juga antara alinea satu dengan yang lainnya. Transisi berguna untuk memperlancar dan memudahkan pembaca menelusuri tulisan yang dibacanya. Kalimat-kalimat seperti: "Selain itu..", "Sementara itu..", "Lain halnya dengan..", "Sore harinya..", "Tidak jauh dari situ..", "Bung Anton berpendapat lain lagi.." adalah contoh transisi.

4. Fokus.
Fokus berguna dalam mendukung topik atau tema yang kita sampaikan agar tetap berjalan di jalur yang seharusnya. Pastikan agar fokus anda tidak melenceng, dalam artian tidak memuat informasi yang tidak berhubungan dengan tema atau sumber informasi yang tidak kompeten.

5. Penutupan/ Ending
Jika batang tubuh sudah selesai, tinggallah membuat penutup. Dalam berita tidak ada penutup. Untuk feature setidak-tidaknya ada empat jenis penutup:

a. Penutup Ringkasan:
Sifatnya merangkum kembali cerita-cerita yang lepas untuk mengacu kembali ke intro awal atau lead.
b. Penutup Penyengat:
Membuat pembaca kaget karena sama sekali tak diduga-duga. Seperti kisah detektif saja. Misalnya, menulis feature tentang bandit yang berhasil ditangkap setelah melawan. Kisah sudah panjang dan seru, pujian untuk petugas sudah datang, dan bandit itu pun sudah menghuni sel. Tapi, ending feature adalah: Esok harinya, bandit itu telah kabur kembali. Ending ini disimpan sejak tadi.

c. Penutup Klimak:
Ini penutup biasa karena cerita yang disusun tadi sudah kronologis. Jadi penyelesaiannya jelas. Di masa lalu, ada kegemaran menulis ending yang singkat dengan satu kata saja: Semoga. Sekarang hal seperti ini menjadi tertawaan. Ini sebuah bukti bahwa setiap masa ada kekhasannya.

d. Penutup tanpa Penyelesaian:
Cerita berakhir dengan mengambang. Ini bisa taktik penulis agar pembaca merenung dan mengambil kesimpulan sendiri, tetapi bisa pula masalah yang ditulis memang menggantung, masih ada kelanjutan, tapi tak pasti kapan. Demikian sekilas tentang teknik penulisan feature. Akan halnya ide feature itu bisa diperoleh dari berbagai hal. Bisa dari kelanjutan berita-berita aktual, bisa mendompleng hari-hari tertentu, atau profil tokoh yang sedang ramai dibicarakan. Yang penting ada newspeg (cantelan berita), karena feature bukan fiksi. Ia fakta yang ditulis dengan gaya mirip fiksi.Kalau bulan Mei, tulislah feature tentang Hari Kebangkitan Nasional, misalnya. Jangan menulis feature tentang Pertempuran Surabaya di bulan Mei ini.

IV. JENIS-JENIS FEATURE
Dalam dunia jurnalistik dikenal beberapa jenis Feature dibawah ini:
a. Feature Kepribadian (Profil)
Profil mengungkap manusia yang menarik. Misalnya, tentang seseorang yang secara dramatis, melalui berbagai liku-liku, kemudian mencapai karir yang istimewa dan sukses atau menjadi terkenal karena kepribadian mereka yang penuh warna.

b. Feature Sejarah
Feature sejarah memperingati tanggal-tanggal dari peristiwa penting, seperti proklamasi kemerdekaan, pemboman Hiroshima atau pembunuhan jenderal-jenderal revolusi. Koran juga sering menerbitkan feature peringatan 100 tahun lahir atau meninggalnya seorang tokoh.

c. Feature Petualangan
Feature petualangan melukiskan pengalaman-pengalaman istimewa dan mencengangkan --mungkin pengalaman seseorang yang selamat dari sebuah kecelakaan pesawat terbang, mendaki gunung, berlayar keliling dunia pengalaman ikut dalam peperangan.

d. Feature Musiman
Reporter seringkali ditugasi untuk menulis feature tentang musim dan liburan, tentang Hari Raya, Natal, dan musim kemarau.

e. Feature Interpretatif
Feature dari jenis ini mencoba memberikan deskripsi dan penjelasan lebih detil terhadap topik-topik yang telah diberitakan. Feature interpretatif bisa menyajikan sebuah organisasi, aktifitas, trend atau gagasan tertentu.

f. Feature Kiat (how-to-do-it feature)
Feature ini berkisah kepada pembacanya bagaimana melakukan sesuatu hal: bagaimana membeli rumah, menemukan pekerjaan, bertanam di kebun, mereparasi mobil atau mempererat tali perkawinan.

Belakangan ini perkembangan penulisan berita menjadi lain, justru mengarah ke feature. Feature di masa sekarang ini juga mengacu kepada pemenuhan 5 W dan 1 H itu untuk memenuhi keinginan pembaca akan informasi yang lebih komplit. Dan feature di masa sekarang ini tak lagi cuma "enteng dan menghibur" tetapi terkadang sarat dengan kadar keilmuan --cuma pengolahannya secara populer. Juga dipakai untuk penulisan berita-berita yang dihasilkan dari pengumpulan bahan yang mendalam. Maka di sini lagi-lagi batasan feature kabur dengan investigatif news.

Disarikan dari:
1. Farid Gaban, MENULIS FEATURES
2. Modul Pelatihan Jurnalistik LSS-ITB:
3. Harianto GP, Bagian-bagian serta Beberapa Hal yang Perlu Diketahui dalam Menulis Feature
4. Putu Setia, Teknik Penulisan Feature

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Template Information

Label 6

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bilik Sastra - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template